Thursday, September 25, 2014

Pembunuh Bayaran Paling Sadis

Mungkin pembunuh bayaran yang paling terkenal dalam sejarah adalah si “Iceman” Kuklinski, dia diperkirakan telah membunuh lebih dari 200 orang target sasaranya meskipun begitu, dia tidak pernah membunuh untuk target perempuan ataupun anak-anak dalam seumur hidup. Dia beroperasi di New York dan New Jersey pada tahun 1950-88 dan bekerja sebagai pembunuh bayaran bagi organisasi kejahatan DeCavalcante, serta berbagai organisasi kejahatan lainya. Seperti dikutip dari nine-lounge.blogspot.com, Kuklinski melakukan pembunuhan pertamanya saat ia menginjak usia 14 tahun,dia bertarung mengalahkan seorang pembuat onar sampai mati dengan memukulnya menggunakan sepotong kayu yang besar. Untuk menghindari identifikasi tubuh korban oleh pihak polisi, Kuklinski memotong ujung jari anak dan mencabut gigi korbanya sebelum di membuang mayatnya di jembatan Jersey.
Dalam masa remajanya dan awal usia dua puluhan, Kuklinski menjadi pembunuh berantai terkenal di Manhattan, membunuh dengan brutal seorang gelandangan untuk kesenangan belaka. Sebagian besar korban mati ditembak atau ditikam, dan kemudian dia pergi untuk membuang mayatnya. Dia juga mulai membunuh untuk mendapatkan pendapatan, sementara sambil mengalahkan siapa saja yang menentang dia dalam kehidupanya. Reputasinya untuk kebrutalan segera menarik perhatian berbagai mafia organisasi kejahatan, hingga mafia-mafia tersebut berusaha memanfaatkan bakatnya membunuh dan menghabisi orang dengan membuatnya sebagai penegak hukum di jajaran mereka. Dia menjadi rekan dari organisasi keluarga kejahatan Gambino, organisasi dalang perampokan dan juga pembajak kaset video porno. Suatu hari, seorang anggota dari keluarga Gambino yang dihormati bernama Roy DeMeo membawa Kuklinski dalam mobilnya dan mereka parkir di jalanan kota. DeMeo kemudian memilih target secara acak, dan ada seorang pria berjalan dengan anjingnya. Dia kemudian memerintahkan Kuklinski untuk membunuhnya. Kuklinski dengan cepat segera keluar, berjalan ke arah pria itu dan menembaknya di bagian belakang kepala saat dia lewat. Ini adalah awal dari karir Kuklinski sebagai pembunuh bayaran.
Selama 30 tahun berikutnya Kuklinski bekerja dengan sukses sebagai pembunuh bayaran. Julukan “Iceman” berasal dari metodenya dalam pembekuan korbannya untuk menyamarkan saat kematian dari pihak berwenang. Kuklinski juga terkenal karena metodenya untuk berbagai eksekusi, yang paling tidak biasa menjadi penggunaan panah yang di tancapkan di dahi korban, meskipun ia lebih sering menggunakan sianida sebagai racun. Ketika pemerintah akhirnya mengidentifikasi Kuklinski sebagai pembunuh bayaran terkenal, mereka menemukan bukti yang ada untuk mendapatkan keyakinan semua pembunuhan yang di lakukan Iceman. Sebuah agen rahasia berpura-pura menyewa Kuklinski untuk membunuh target, dan agen itu merekam semua pembicaraan Kuklinski secara mendalam tentang bagaimana ia akan melaksanakan pembunuhan.


 

Setelah itu, dia segera ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan yang direncanakan. Dia menerima lima hukuman seumur hidup karena pembunuhan berturut-turut setelah mengaku melakukan banyak pembunuhan, pengakuanya membuatnya memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat sampai usianya 110 tahun . Tapi Dia meninggal di penjara karena sakit ketika dia berusia 70-tahun.

Kutukan Sang Manusia Es

Pada 19 September 1991 pukul 13.30, 2 wisatawan asal Jerman Erika dan Helmut Simon sedang mendaki Pegunungan Alpen. Keduanya baru saja turun dari puncak Finail di daerah Tisenjoch, di tengah perjalanan, mereka melihat onggokan berwarna coklat yang tertutupi es.
Setelah didekati, Simon menyadari bahwa ternyata objek tersebut adalah mayat manusia. Ia melihat jelas tengkorak kepala, lengan dan punggung meskipun bagian bawah tubuhnya masih tertutupi es. Seperti yang dikutip dari liputan6.com, Awalnya ia mengira itu jasad baru, mungkin seseorang yang mengalami kecelakaan maut.
Dugaannya salah. Ternyata itu adalah mumi tertua yang pernah ditemukan, yang diawetkan secara alami. Jasad awet berusia 5.300 tahun tersebut dikenal dengan nama Otzi atau sekarang disebut The Iceman atau Manusia Es.
Setelah temuan itu dilaporkan, para ilmuwan dan arkeolog pun dilibatkan. Dan bukan perkara mudah untuk mencoba mengeluarkan mumi itu dari bongkahan batu yang menjepitnya. Cuaca yang kurang bersahabat ditambah dengan terbatasnya peralatan membuat proses evakuasi mumi menjadi sulit. Setelah 4 hari mencoba, pada 23 September 1991, tubuh Otzi akhirnya bisa diangkat.
Ditempatkan dalam kantong jenazah, Otzi lantas diterbangkan ke kota Vent dengan helikopter. Mumi itu dibawa ke Institut Kedokteran Forensik di Innsbruck untuk diteliti. Para arkeolog meyakini mumi itu meninggal pada tahun 3000 SM. Saat itulah, para arkeolog menyadari bahwa Otzi adalah salah satu penemuan arkeologi paling menakjubkan di abad modern ini.

Siapakah The Iceman?



Setelah melalui proses penelitian yang panjang, Otzi diketahui adalah seorang pria yang hidup antara tahun 3350 sampai 3100 SM pada era Chalcolithic. Tingginya sekitar 5 meter, ia meninggal pada usia 46 tahun. Juga diketahui Otzi menderita arthritis. Seperti dikutip dari History1900s.

Pakaian yang dikenakan Otzi juga sangat rinci. Otzi memakai topi bulu, jaket bulu domba yang ditutupi mantel rumput tahan cuaca, sepatu kulit setinggi lutut dilapis rumput sebagai penyekat.
Otzi juga membawa sejumlah peralatan ketika ia meninggal, diantaranya kapak yang terbuat dari tembaga, pisau batu, busur dan anak panah. Ia juga memiliki pemantik api yang berisi potongan-potongan tanaman berbeda, batu dan pirit untuk membuat percikan api.
Pemeriksaan terhadap Otzi menunjukkan kerusakan yang parah pada giginya. Ada kemungkinan ia memakan butiran-butiran kerikil kasar dan menggunakan giginya sebagai alat. Kuku-kuku jari Otzi menunjukkan bahwa dia sering melakukan pekerjaan yang kasar.
Analisis DNA juga membuktikan bahwa ia rawan terkena penyakit-penyakit berat. Mungkin, hal inilah yang menyebabkan Otzi tak kuat menghadapi cuaca buruk yang membekukannya sampai mati. Selama diotopsi, organ-organ dalam Otzi diperiksa, dan hasil otopsi menunjukkan bahwa semua organ berada dalam keadaan baik tetapi paru-parunya menghitam. Diperkirakan karena Otzi sering menghirup asap perapian.
Otzi memiliki 57 tato di tubuhnya, menurut para peneliti, hal itu hampir menyamai akupuntur modern yang biasa dilakukan untuk mengobati berbagai gejala penyakit.
Analisis menunjukkan bahwa Otzil ternyata juga menderita osteoarthrosis dan parasit usus. Hasil analisis pada tulangnya, diketahui bahwa Otzi kerap melakukan perjalanan jauh, menapaki jalan panjang yang kasar dan berbukit.
Teka-teki kematiannya pun masih mejadi misteri. Awalnya ia diyakini meninggal karena kedinginan, namun hasil X-ray pada tahun 2001 menguak bahwa ada ada anak panah yang pernah bersarang di bahunya. Hasil CT scan pada tahun 2005 menduga anak panah itu menembus salah satu arteri Otzi — kemungkinan besar jadi penyebabnya kematiannya.
Analisis DNA pada 4 sampel darah berbeda yang ada pada baju dan peralatannya juga menimbulkan spekulasi lain bahwa Otzi tewas akibat dibunuh.
Studi yang dilakukan pada tahun 2013 dan dimuat pada jurnal Forensic Science International: Genetics, menemukan bahwa Otzi punya setidaknya 19 kerabat laki-laki dari pihak ayah.
“Kita bisa mengatakan bahwa manusia es itu dan 19 kerabat itu berbagi nenek moyang yang sama, yang mungkin telah hidup 10.000 sampai 12.000 tahun yang lalu,” kata salah satu penulis studi Walther Parson, ilmuwan forensik dari Institute of Legal Medicine di Innsbruck, Austria seperti dimuat Huffington Post.
Temuan para kerabat Otzi dilakukan tanpa sengaja. Kala itu Parson dan para koleganya sedang meneliti bagaimana geografi Alpen mungkin telah mempengaruhi genetika orang-orang di wilayah tersebut. Sebagai bagian dari studi, para ilmuwan menganalisa material genetik dari kromosom pria (Y) yang diturunkan dari pihak ayah — dari 3.700 orang di wilayah itu.

7 Kutukan The Iceman



Yang menarik soal Otzi adalah desas-desus soal kutukan yang menyertainya. Konon, menurut desas-desus, manusia purba itu merasa marah karena ‘ketenangannya’ selama 53 abad diganggu manusia.

Rumor adanya kutukan dimulai ketika turis yang menemukan mumi itu, Helmut Simon, meninggal dunia dalam badai salju saat hiking di tempat yang sama di mana ia melihat Otzi yang menyembul di es.
Hanya dalam waktu beberapa jam setelah pemakaman Simon, kepala tim penyelamat gunung yang ditugaskan untuk menemukannya, Dieter Warnecke, 45, meninggal karena serangan jantung.
Kemudian, pada bulan April 2005, arkeolog Konrad Spindler, 55, yang pertama kali memeriksa mayat Otzi, meninggal karena komplikasi multiple sclerosis.
Lalu, kepala tim forensik yang memeriksa Otzi, Rainer Henn tewas dalam kecelakaan saat akan memberi kuliah soal manusia es itu. Pendaki gunung yang mengantar Henn ke mumi, Kurt Fritz tewas dalam insiden longsoran salju. Orang yang merekam evakuasi Otzi, Rainer Hoelzl, meninggal akibat tumor otak.
Yang ketujuh, arkeolog molekul kelahiran AS, Tom Loy ditemukan tewas di rumahnya di Brisbane saat menyelesaikan sebuah buku tentang Otzi.
Namun kerabat dan rekan Loy membantah, itu terkait kutukan Otzi. “Loy tak percaya kutukan,” kata salah satu kolega mendiang seperti dimuat situs Deutsche Welle. “Itu sekedar takhayul. Manusia pasti mati.”
Tak ada yang tahu pasti mengenai kebenaran kutukan tersebut. Sosok Otzi The Iceman akan tetap menjadi misteri hidup. Otzi kini dipamerkan di Museum Arkeologi di South Tyrol, Bolzano, Italia. Ia disimpan dalam ruangan bersuhu 12 derajat Fahrenheit dengan kelembaban 99 persen.
Tak hanya temuan Otzi, sejumlah kejadian menarik juga terjadi pada tanggal 19 September.
Pada 19 September 1692, Giles Corey digencet sampai mati dengan batu berat, karena menolak menjawab tuduhan santet yang dialamatkan padanya. Dia adalah satu-satunya orang di Amerika Serikat yang dihukum dengan cara sadis itu.
Tanggal yang sama di tahun 1783, balon udara panas pertama diterbangkan di Versailles, Prancis. Penumpangnya bukan manusia, melainkan seekor domba, ayam, dan bebek.

Mitos Tentang Jenglot

MITOS-MITOS
1. Jenglot berasal dari petir
Ada sebuah mitos tentang asal-usul jenglot, makhluk yang berusia ratusan tahun, dengan postur tubuh kecil, wujudnya seperti mummy dengan ukuran panjang 5 hingga 10 cm. Makhluk dengan ciri khas tubuh mirip tubuh manusia yang kurus kering seperti mummy, itu berasal dari petir.


Menurut seorang paranormal dari semarang, jenglot katanya bersal dari petir yang dipegang oleh seorang wali bernama Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel dan Sunan Giri. Ketiga wali itu menganggap petir kurang ajar karena menyambar-nyambar saat mereka berjalan.
Petir itu kemudian ditangkap dan disabdo. Secara fisik dia menjadi jenglot berbentuk manusia, tapi sebenarnya dia itu jin.

2. Jenglot mahluk hidup di tengah hutan
Mitos lain, jenglot yang banyak ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan dan Bali, dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistis dan dapat mengundang bencana.


Wikipedia berbahasa Indonesia menulis jenglot ini hidup di hutan belantara penuh dengan pohon raksasa tempat persembunyiannya. Karena bentuknya kecil, makhluk ini berjalan lambat. Jenglot hanya mampu keluar di malam hari karena tak ada binatang buas dan manusia yang akan mengganggunya dan menyebabkan kepunahan.
Dalam mitos jenglot dianggap memiliki kekuatan mistis. Namun secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh Tim Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang di tubuhnya, namun yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas ternyata mirip manusia.


3. Jenglot itu benda mati tapi punya daya spiritual hidup
Beberapa literatur menyebut bahwa jenglot ditemukan saat sejumlah paranormal alias dukun melakukan tirakat di Wlingi, Jawa Timur tahun 1972. Mereka kemudian mendapatkan jenglot tersebut.


Temuan yang dipamerkan waktu itu ada empat, salah satunya disebut sebagai jenglot, berjenis kelamin lelaki dan konon pula bisa membantu mengamankan pemiliknya dari segala macam bahaya.
Jenglot sendiri diyakini adalah benda mati, alias bukan makhluk hidup. Meski jenglot bukan makhluk hidup, tetapi daya spiritual jenglot tetap hidup. Karenanya jenglot harus tetap diberi makan oleh orang yang memilikinya.
Makanan jenglot sendiri adalah darah manusia, tetapi tidak sembarang darah melainkan hanya darah golongan O dan AB dan juga minyak wangi.

4. Ada jenglot jelmaan petapa
Ada pendapat lain, jenglot pada masa ribuan tahun lalu adalah seorang petapa yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia.


Setelah itu, sang petapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya.
Namun, akibat kutukan itu jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akhirat, maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil itu.


FAKTA PENELITIAN
Namun benarkah makhluk gaib ini jelmaan manusia? Penelitian soal makhluk gaib berukuran kecil ini pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti tanah air. Lalu bagaimana hasilnya? Berikut fakta-fakta terkait penelitian soal jenglot:



1. Kulit jenglot memiliki karakteristik DNA seperti manusia
Djaja Surya Atmaja PhD, dari Universitas Indonesia selaku pihak yang berkesempatan meneliti makhluk fenomenal ini berhasil menemukan fakta yang mencengangkan. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa contoh kulit jenglot yang diperiksa memiliki karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia.


“Saya kaget menemui kenyataan ini,” kata Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University, Jepang, 1995.
Tetapi pada saat itu dia menolak anggapan seolah dirinya mengakui jenglot sebagai manusia. Karena bisa saja penyelidikannya meleset karena sampelnya terkontaminasi.
“Misalnya, kulit jenglot sebelumnya terkena olesan darah manusia,” katanya.

2. Jenglot tak memiliki struktur tulang
Sementara itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Sampurna DSF di bagian Forensik RSCM, didapat bahwa jenglot tidak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktik, ketika itu ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan.


Hal ini membantah anggapan awam bahwa jenglot adalah jelmaan manusia yang juga memiliki tulang seperti halnya manusia pada umumnya. Penelitian ini juga membantah anggapan jika jenglot berasal dari manusia yang berubah bentuk dan mengecil.


3. Tidak memiliki jaringan kuku dan empat gigi
Hendra salah seorang yang mengoleksi jenglot sempat menolak koleksinya tersebut untuk dibedah dan diteliti dengan alasan jasad Jenglot akan rusak. “Akibatnya nanti tidak baik bagi kita semua,” katanya. Namun akhirnya dia bersedia koleksinya untuk dibedah.


Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapat informasi bahwa selain jenglot tak memiliki struktur tulang, jenglot juga tidak ditemukan jaringan kuku dan empat gigi. “Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya,” kata Muh Ilyas, anggota tim forensik yang ikut membedah jenglot.

4. Jenglot tidak memiliki struktur seperti manusia
Beberapa anggapan yang berkembang di masyarakat merujuk bahwa jenglot bisa dikatakan jelmaan manusia. Namun hasil tersebut tidak valid dan masih perlu penelitian yang lebih jauh.


Hal tersebut dikemukakan oleh Dokter Budi Pramono, yang meragukan hasil penelitian bahwa jenglot itu hidup. Dia beranggapan bahwa jenglot tak memiliki kelengkapan organ sebagai makhluk.
“Makhluk hidup itu perlu makan dan bernapas. Lalu strukturnya perlu tulang, jantung, paru, dan lain-lain. Jenglot tak mempunyai itu semua,” katanya. Dia juga menganggap jenglot seperti karya mistik lainnya yang tak mengandung tantangan ilmiah.